Waktu kecil kita sering
menghitung hari menuju idul fitri, hari ini 7 hari lagi kita puasa, berarti
besok 6 hari lagi ke lebaran. Dan pastinya sudah mulai nagih baju lebaran ke
orang tua atau nunggu kiriman parcel lebaran dari kaka di kota. Ketika saya
kecil, ada namanya hajat lilikuran bentuk parcellebaran yang sangat sederhana, sepiring nasi di tambah sepotong daging,
bihun, dan sayuran di bagikan ke tetangga terdekat, sementara untuk kerabat di
masukkan ke rantang lalu dikirim. Seiring dengan perubahan waktu, parcel masih
seputar makanan kwantitasnya bertambah, dimasukan ke rantang-rantang styrofoam
sehingga rantangnya gak usah dikembaliakn.
Menu rantangan tadi masih
menyisakan masalah, karena makanan yang disediakan siap saji dan harus segera
dimakan, sehingga sering banyak makanan rantangan yang mubazir tidak kemakan.
Setelah itu timbulah kue kering yang di masukkan ke dalam toples, kue kering
yang awalnya dibikin sendiri kini telah banyak di jual di pasaran dalam bentuk
parcel lebaran. Kue lebaran yang
dikemas dalam bentuk parcel ini lebih tahan lama, sehingga dapat dikonsumsi
dengan aman.
Parcel kue lebaran berwadah toples biasanya dikemas masal dalam rak
keranjang rotan, disusun semenarik mungkin dan isinya bisa terlihat karena di
bungkus plastik transfaran, kemudian dikasih tulisan “selamat hari lebaran
mohon maaf lahir batin”, serta ditambah berbagai hiasan lainnya supaya terlihat
menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar